JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Mesin-mesin penggilingan masih menderu saat langit Sidrap belum sepenuhnya terang, Sabtu pagi (5/4/2025).
Di balik asap tipis dari tumpukan gabah yang baru digiling, tampak beberapa sosok berseragam loreng hijau berdiri sigap. Mereka bukan penjaga gudang, melainkan para Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari jajaran Kodim 1420/Sidrap.
Mereka hadir mendampingi Tim Perum Bulog Kabupaten Sidrap dalam kegiatan Rekonsiliasi Stok Hasil Olah Gabah Makloon Tahun 2025 di sejumlah gudang mitra penggilingan Bulog.
Uniknya, kegiatan ini tetap berjalan meski di tengah suasana libur. Tak ada waktu rehat bagi mereka yang mengawal ketersediaan pangan negeri.
Pimpinan Cabang Bulog Sidrap, Simon Melkisedek Lakapu, menyampaikan apresiasinya atas dukungan TNI dalam menjaga jalannya program strategis ini.
“Hari ini kami turun langsung ke beberapa penggilingan mitra makloon untuk memantau hasil olahan gabah yang telah diserap. Sinergi Bulog dan TNI ini bukan hal baru, tapi sangat penting untuk mencapai target nasional 3 juta ton setara beras,” jelasnya.
Simon menambahkan bahwa kehadiran Babinsa bukan hanya memberi rasa aman, tapi juga memperlancar komunikasi dan koordinasi di lapangan.
“Kadang, kalau ada kendala teknis, para Babinsa ini bisa bantu jembatani dengan cepat. Mereka betul-betul mitra yang bisa diandalkan,” tambahnya.
Di tempat berbeda, Komandan Kodim 1420/Sidrap Letkol Inf Awaloeddin, S.I.P., menekankan bahwa keterlibatan Babinsa tidak sekadar formalitas.
“Kami ingin memastikan proses penyerapan gabah dan beras oleh Bulog berjalan efektif, apalagi saat panen raya seperti sekarang. Ini langkah antisipasi agar cadangan beras pemerintah tetap aman,” tegasnya.
Menurut Dandim, pendampingan ini juga jadi momentum mempererat hubungan Babinsa dengan masyarakat desa.
“Silaturahmi jalan, pengawasan jalan, petani pun merasa lebih diperhatikan,” imbuhnya.
Di salah satu gudang mitra di Kecamatan Maritengngae, pengusaha penggilingan gabah, yang enggan disebutkan namanya, tak menyembunyikan rasa syukurnya atas kehadiran Babinsa.
“Jujur, kami merasa terbantu sekali. Kehadiran Babinsa bikin suasana kerja lebih tertib dan semangat. Mereka juga sering bantu fasilitasi komunikasi dengan Bulog, apalagi soal kuota dan teknis pengiriman,” ungkapnya.
Ia mengaku, sebelum ada pendampingan rutin seperti ini, proses rekonsiliasi data dan pengawasan bisa cukup melelahkan.
“Sekarang lebih cepat, lebih enak. Kami jadi makin percaya untuk terus bermitra dengan Bulog,” ujarnya tersenyum.
Langkah kecil seperti mendampingi proses penggilingan gabah nyatanya punya dampak besar. Dengan stok beras yang terjaga dan proses serapan yang berjalan lancar, harapan akan swasembada pangan bukan lagi mimpi.
Peran Babinsa dalam rantai pasok pangan ini menunjukkan bahwa menjaga negeri bukan hanya lewat senjata, tapi juga lewat butir-butir beras yang tersimpan aman di lumbung.
“Kami hadir bukan hanya jaga wilayah, tapi juga jaga isi dapur rakyat,” pungkas Dandim Awaloeddin. (*)