JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Mentari pagi baru saja menyapa langit Tellu Limpoe ketika sosok berseragam hijau loreng menyusuri lorong-lorong Pasar Sentral Amparita, Rabu (9/4/2025).
Bukan dalam rangka patroli atau sekadar mampir, Sertu Anwar, Babinsa Koramil 1420-02/Tellu Limpoe, hadir dengan satu misi: memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang momen penting masyarakat.
Tanpa protokol rumit, langkahnya ringan namun penuh makna. Ia mendekati satu per satu lapak pedagang, menanyakan harga, stok barang, dan mendengar keluhan mereka.
Di tengah riuh pasar, ia menjadi telinga negara yang mendengar langsung denyut ekonomi rakyat.
“Senang sekali ada Babinsa yang mau turun langsung begini. Kami merasa diperhatikan. Apalagi beliau sopan dan ramah, bukan cuma datang terus pergi, tapi benar-benar bertanya dan mendengarkan,” ucap Pak Burhan, pedagang ayam potong yang lapaknya nyaris tak pernah sepi.
Menurut hasil pantauan Sertu Anwar, harga kebutuhan pokok masih relatif stabil. Untuk kategori sembako, beras biasa dijual Rp12.000/Kg, sementara beras premium berada di angka Rp14.000/Kg.
Gula pasir Rp17.500 per liter, dan minyak goreng curah seperti “Minyak Goreng Kita” dijual Rp16.000 per liter.
Komoditas hewani seperti ayam broiler dijual Rp55.000 per ekor, ikan bandeng Rp10.000 per ekor, dan telur ayam ras Rp50.000 per rak.
Sayur-mayur dan bumbu dapur juga cukup terjangkau, seperti cabai merah besar Rp30.000/Kg, tomat Rp5.000/Kg, dan bawang merah Rp30.000/Kg.
“Alhamdulillah, dari hasil peninjauan kami, stok aman dan harga tidak melonjak signifikan. Ini sangat penting untuk ketenangan masyarakat saat berbelanja,” ujar Sertu Anwar sambil mencatat beberapa temuan di buku kecil yang selalu ia bawa.
Yang lebih menarik, bukan hanya angka-angka yang ia catat, tapi juga keluhan kecil para pedagang, mulai dari pasokan yang datang terlambat hingga perubahan perilaku konsumen.
Di sisi lain, para pembeli juga menyambut kehadiran Babinsa dengan rasa nyaman.
“Rasanya beda kalau ada aparat begini di pasar. Kita merasa aman, dan juga yakin bahwa kalau harga naik nggak wajar, pasti ada yang tahu dan bertindak,” kata Ibu Erna, seorang ibu rumah tangga yang datang dari Kelurahan Toddang Pulu.
Kegiatan pemantauan ini merupakan bagian dari tugas teritorial TNI AD melalui Babinsa yang bersinergi dengan pemerintah daerah.
Bukan sekadar formalitas, tapi bentuk kepedulian nyata terhadap stabilitas ekonomi rakyat kecil.
“Kadang hal kecil seperti ini bikin kami lebih semangat jualan. Kehadiran beliau jadi penyemangat. Apalagi kalau ada hal-hal yang bisa disampaikan ke atasan, kita jadi merasa punya saluran,” imbuh Bu Nining, pedagang tempe yang sudah sepuluh tahun membuka lapak di pasar.
Kegiatan berlangsung dengan tertib, aman, dan penuh suasana kekeluargaan. Di sela-sela deretan sayuran, beras, dan ikan segar, ada semangat kebersamaan yang tak bisa dibeli dengan uang: kepercayaan antara rakyat dan aparatnya.
Dengan pemantauan langsung seperti ini, Babinsa bukan hanya menjaga harga, tapi juga membangun harapan dan kedekatan sosial.
Sebab ketika pasar aman dan harga stabil, maka roda ekonomi rakyat akan terus berputar, dan senyum mereka pun tetap mengembang. (*)















