Sidrap, JURNALPOLRI.MY.ID – Serda Muh. Ali Hanafi memimpin Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Desa Aka Akae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidrap. Kamis (22/05/2025)
Misinya jelas: memberantas hama tikus yang selama ini menjadi musuh utama para petani di wilayah tersebut.
Aksi pengendalian hama ini bukan sekadar simbolis. Serda Muh. Ali Hanafi langsung memegang kendali di barisan depan bersama lima kelompok tani aktif: Tunas Muda, Mattirowali 1 dan 2, Massimpuloloe, serta Siamaseang.
Dengan alat seadanya dan semangat membara, mereka menyisir area pertanian di barat pemukiman desa, menekan populasi tikus yang kerap merusak lahan dan mengancam panen.
Kegiatan ini berlangsung sejak pagi, melibatkan berbagai elemen. Tak hanya petani dan Babinsa, hadir pula Kepala Desa Aka Akae, Koordinator POPT Kabupaten Sidrap, para penyuluh pertanian (PPL) Kecamatan Watang Sidenreng, hingga aparat desa lainnya.
Kehadiran Serda Muh. Ali Hanafi menjadi motor penggerak semangat warga yang bahu-membahu di lapangan.
Menurut warga, keberadaan Babinsa seperti Serda Muh. Ali Hanafi memberi rasa aman sekaligus motivasi. Ia tidak hanya hadir saat upacara atau apel desa, tetapi juga ikut mencangkul, menyemprot, dan menutup lubang sarang tikus bersama petani.
“Ini bukan sekadar membasmi tikus, tapi membangun kebersamaan untuk menjaga hasil jerih payah para petani. Ketahanan pangan harus kita jaga bersama,” tegas Serda Muh. Ali Hanapi saat memberikan arahan kepada peserta Gerdal.
Kehadiran Serda Muh. Ali Hanafi di tengah sawah bukan cuma soal menjalankan tugas, tapi jadi simbol nyata kedekatan TNI dengan rakyat.
Para petani menyambutnya dengan senyum lebar, merasa tak lagi sendiri menghadapi serangan hama.
Sosok Babinsa satu ini tak segan turun ke lumpur, membuktikan bahwa ia bukan sekadar pengawas—tapi rekan seperjuangan.
Harapannya sederhana tapi bermakna besar: upaya yang dipimpin Serda Muh. Ali Hanafi ini bisa menjaga produktivitas lahan tetap stabil dan memperkuat ketahanan pangan desa.
Dengan sinergi seperti ini, ancaman tikus bukan lagi momok menakutkan. Sebaliknya, jadi pemicu semangat gotong royong demi panen yang lebih menjanjikan. (*)