Jeneponto, JURNALPOLRI.MY.ID – Ratusan massa yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih Putra Daerah Kabupaten Jeneponto menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di dua titik lokasi, Rabu (20/8/2025).
Aksi pertama digelar di lokasi pengerjaan saluran irigasi Kelara Kareloe. Massa kemudian bergerak ke kantor Bupati Jeneponto untuk melanjutkan protes.
Mereka menuntut agar proyek irigasi senilai Rp6,3 miliar itu dihentikan sementara karena dinilai penuh masalah.
Menurut orator aksi, Edo, pengerjaan saluran irigasi tersebut selalu menuai polemik. Ia menuding penggunaan material tidak sesuai standar sehingga tiap tahun irigasi cepat rusak dan merugikan petani.
“Saluran irigasi ini selalu mengalami kerusakan karena hanya menggunakan material yang tidak memenuhi standar spesifikasi,” ujar Edo di sela aksi.
Massa menuntut perusahaan kontraktor agar menghentikan sementara proyek hingga ada kesepakatan bersama dengan masyarakat. Mereka juga meminta semua material yang digunakan harus melalui uji laboratorium (LAB) untuk memastikan kualitas.
“Saya minta kepada pihak pekerja dan perusahaan agar menghentikan sementara pekerjaan, karena banyak material yang dianggap tidak melalui uji LAB,” tegas Edo.
Suasana aksi di kantor Bupati Jeneponto memanas. Massa Koalisi Merah Putih membakar ban di tengah jalan sebagai bentuk perlawanan.
Aksi itu sempat dihadang aparat Satpol PP dan pihak keamanan, namun massa tetap bersikeras melanjutkan protes.
Tak hanya itu, mereka juga melontarkan ancaman akan menggelar aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih besar jika tuntutan tak direspons.
Diketahui, proyek saluran irigasi Kelara Kareloe menggunakan anggaran senilai Rp6,3 miliar lebih.
Menurut massa, besarnya anggaran harus berbanding lurus dengan kualitas pengerjaan agar benar-benar bermanfaat bagi petani di Jeneponto.
Riswan