Sidrap, JURNALPOLRI.MY.ID — Siapa sangka, segelas kopi panas di sebuah kafe sederhana di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, bisa memantik rasa cinta. Bukan kisah drama sinetron, melainkan pertemuan nyata dua hati yang tak sengaja disatukan oleh aroma robusta dan senyum barista (Pramukopi).
Semua bermula pada Jumat sore (4/10/2025), di sebuah kafe kecil di Kelurahan Rappang, Kecamatan Panca Rijang, Kab. Sidrap. Seorang pemuda yang enggan disebut nama lengkapnya, berinisial Al (28), pegawai swasta, yang sering datang hanya untuk melepas penat setelah seharian bekerja. Tak ada niat lain, selain menikmati kopi hitam kesukaannya.
Namun, takdir tampaknya sudah lebih dulu menyiapkan skenario. Saat cangkir kopi disajikan, pandangan Al terpaku pada sang barista, Ni (25). Perempuan berwajah manis dengan senyum ramah itu menyapa singkat, “Selamat sore, kak. Kopinya baru diseduh, hati-hati panas.”
Kalimat sederhana itu justru menyalakan debar pertama. “Entah kenapa, rasanya kayak waktu berhenti sejenak,” ujar Al sambil tersenyum saat ditemui Jurnalpolri.my.id. “Padahal cuma kopi hitam, tapi sore itu terasa beda.”
Ni, sang barista, tak menyangka sapaan rutinnya akan jadi awal cerita baru. Ia mengaku hanya berusaha membuat pelanggan merasa nyaman.
“Saya senang kalau kopi bisa bikin orang tenang. Tapi kalau sampai bikin jatuh cinta, wah… mungkin efek kafein plus perasaan,” katanya sambil tertawa.
Fenomena ini menarik perhatian pengunjung kafe lain. Beberapa bahkan menggoda Al dan Ni sebagai “pasangan kopi Sidrap”. Tak butuh waktu lama, keduanya mulai sering bertukar cerita—tentang cita rasa kopi, tentang kehidupan, dan tentang mimpi.
Ungkapan psikolog tentang kopi menilai kisah seperti ini menggambarkan kekuatan interaksi sederhana, “Kopi adalah medium yang memunculkan kehangatan emosional. Ketika dua orang berbagi suasana positif, hubungan emosional bisa tumbuh dengan cepat.”
Kini, kafe tempat pertemuan mereka makin ramai dikunjungi. Banyak warga yang penasaran ingin melihat “tempat jatuh cinta lewat kopi”.
Kisah Al dan Ni menjadi bukti bahwa cinta tak selalu lahir di tempat megah. Kadang, ia muncul di sudut kecil beraroma kopi, di antara dua tatapan yang tak sengaja bertemu.
Di Sidrap, cinta kini punya aroma khas — perpaduan antara robusta hangat, senyum tulus, dan secangkir kisah yang diseduh perlahan. (iwan)