Example floating
Example floating
banner 970x200
Polri

Alumni Akpol ’91 Hadirkan Senyum untuk Sang Pengasuh

334
×

Alumni Akpol ’91 Hadirkan Senyum untuk Sang Pengasuh

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

JURNALPOLRI.MY.ID, Semarang – Suasana haru menyelimuti rumah sederhana di sudut kota, saat sosok sepuh Kompol (Purn) Sutomo Birowo, mantan pengasuh dan pelatih taruna di Akademi Kepolisian (Akpol), menerima kunjungan istimewa. Pada usia yang tak lagi muda, Birowo mendapat kejutan dari para alumni Akpol angkatan 1991 Bhara Daksa yang datang dengan membawa tali asih berupa kursi roda elektrik. Pemberian ini bukan sekadar bentuk penghargaan, tapi juga tanda cinta dan penghormatan yang mendalam dari para anak didik yang kini telah sukses berkarir.

Senyum hangat tersungging di wajah Birowo saat menerima kursi roda tersebut. Meski langkahnya kini terbatas, semangatnya tetap menyala seperti dulu, saat ia masih mendidik para taruna dengan disiplin dan ketegasan yang legendaris. “Alhamdulillah, terima kasih banyak. Ini sangat membantu saya,” ujar Birowo, suaranya masih terdengar penuh semangat meski tubuhnya tak sekuat dulu.

banner 300x600

Pengabdian Birowo dimulai sejak tahun 1973, saat ia ditugaskan sebagai pengasuh dan pelatih di Akpol yang kala itu masih berlokasi di Sukabumi. Di sana, ia dikenal sebagai pelatih bidang jasmani yang disiplin. Saat Akpol pindah ke Semarang pada tahun 1980-an, Birowo ikut serta, terus mengasah fisik dan mental para taruna dengan metode pelatihan yang keras namun penuh kasih sayang. Baginya, menjadi pengasuh bukan hanya soal pekerjaan, tapi juga tanggung jawab besar untuk membentuk karakter calon perwira.

Kenangan indah masa-masa itu masih membekas dalam benak Birowo. Meski usia telah memudarkan ingatan dan pendengarannya, ia masih ingat betul bagaimana ia memimpin latihan lari di pagi hari, memompa semangat para taruna yang sekarang telah menjadi pemimpin di berbagai lini. “Saya biasa latih lari dari jam 7 pagi, dan tak jarang sampai sore. Mereka semua sudah seperti anak-anak saya sendiri,” kenangnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Bagi para alumni Akpol ’91, sosok Birowo adalah lebih dari sekadar pengasuh. Ia adalah mentor, pembimbing, dan teladan hidup. Ketika mereka kembali bertemu dalam reuni tahun lalu, Birowo tak kuasa menahan air matanya saat melihat para mantan taruna yang kini telah menyandang pangkat jenderal. “Saya sampai nangis karena sudah banyak yang menjadi jenderal. Saya gak nyangka, mereka masih ingat saya, bahkan mengingatkan saya dulu ikut lari CC bersama mereka,” tuturnya dengan penuh haru.

Rasa syukur atas pertemuan itu semakin bertambah saat Kakorpolairud Baharkam Polri, Irjen Pol Yassin Kosasih, dan Kasubdit Patroliair Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri, Kombes Pol Dadan, yang hadir sebagai perwakilan alumni, menyerahkan kursi roda elektrik. Bagi Birowo, tali asih ini bukan sekadar benda, melainkan simbol persaudaraan yang tak lekang oleh waktu.

Kombes Pol Dadan menuturkan, pemberian tali asih ini adalah bagian dari rangkaian reuni 33 tahun Bhara Daksa ’91. “Pak Birowo adalah sosok yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada kami. Kami sangat berterima kasih atas jasa-jasanya. Kursi roda ini adalah bentuk perhatian kecil kami, semoga bisa menjadi penyemangat beliau dalam menjalani hari-harinya,” ujar Dadan.

Ira, perwakilan keluarga Birowo, tak bisa menyembunyikan rasa terima kasihnya. Baginya, kehadiran Bhara Daksa ’91 adalah berkah yang tak ternilai. “Kursi roda ini sangat bermanfaat bagi Bapak. Terima kasih kepada seluruh alumni Akpol 91 Bhara Daksa, semoga kalian selalu solid dan sukses dalam menjalankan tugas-tugas untuk negara tercinta ini,” katanya dengan senyum yang penuh rasa syukur.

Pemberian kursi roda ini menjadi momen yang penuh makna, bukan hanya bagi Birowo dan keluarganya, tapi juga bagi para alumni Akpol ’91. Dalam suasana yang hangat dan penuh keakraban, mereka kembali mengenang masa-masa berat namun penuh kebersamaan di Akpol. Melalui tali asih ini, Bhara Daksa ’91 tak hanya menunjukkan rasa hormat kepada sang pengasuh, tapi juga menegaskan bahwa ikatan antara taruna dan pengasuh adalah ikatan keluarga yang abadi.

Kini, meski Birowo harus menjalani hari-harinya di atas kursi roda, hatinya tetap tegak. Ia tahu, dedikasinya selama ini tak sia-sia. Para taruna yang pernah dilatihnya kini telah menjadi pemimpin, dan mereka tak pernah melupakan sang guru yang telah membentuk mereka. Baginya, itu adalah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Dengan penuh syukur, Birowo menutup hari itu dengan sebuah harapan: agar para perwira yang telah sukses tak pernah melupakan akar mereka, dan terus menjaga nilai-nilai yang telah diajarkan selama di Akpol. (*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *