JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Keharuan menyelimuti Pekuburan Abadi Rijang Pittu pada Jumat pagi, 11 Oktober 2024, saat pemakaman bayi dari Nurhayati, warga pendatang asal Makassar.
Bayi tersebut meninggal sesaat setelah lahir, meninggalkan Nurhayati yang terpukul dan tanpa keluarga di Kabupaten Sidrap. Duka mendalam menyelimuti suasana.
Dalam momen haru itu, AIPTU Budi Santoso, Bhabinkamtibmas Kelurahan Rijang Pittu, Lurah, serta tokoh masyarakat setempat tergerak membantu Nurhayati. Mereka mengambil langkah mulia.
Mereka bahu-membahu menggali liang lahat dan memakamkan bayi tak berdosa itu pada pukul 08.30 WITA di Pekuburan Abadi Rijang Pittu. Proses berjalan dengan lancar.
Kehadiran polisi dan warga mencerminkan solidaritas masyarakat Sidrap yang begitu peduli pada sesama, terutama saat menghadapi musibah berat seperti ini.
Meski Nurhayati tak memiliki keluarga di Sidrap, dukungan dari Bhabinkamtibmas, Lurah, dan warga menjadi penghibur di tengah duka mendalamnya.
Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong, melalui Kapolsek Maritengngae, IPTU Antonius Pasakke, memberikan apresiasi atas kolaborasi ini. Solidaritas dan kemanusiaan begitu terasa.
“Ini bukti nyata bahwa masyarakat Sidrap selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang asal-usul,” ujar Kapolsek penuh haru dan bangga.
Situasi di lokasi pemakaman berlangsung tenang. Warga yang hadir menunjukkan rasa hormat dan empati yang mendalam, memperlihatkan kepedulian mereka.
Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya saling membantu, terutama bagi mereka yang jauh dari keluarga dan tengah menghadapi masa sulit.
Kapolres juga menambahkan, aksi seperti ini menunjukkan bahwa Polri hadir bukan hanya sebagai pelindung, tapi juga sebagai pengayom dan sahabat masyarakat.
