JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Pagi itu, Sabtu (5/4/2025), suasana Pasar Sentral Amparita di Kecamatan Tellu Limpoe, Sidrap, mulai ramai sejak matahari belum tinggi. Deretan lapak pedagang sayur, ikan, hingga kebutuhan pokok berjajar rapi di lorong-lorong pasar.
Di tengah keramaian itu, tampak sosok berseragam loreng menyusuri satu per satu kios sambil menyapa warga dan mencatat harga barang—dialah Serka Wai Purwanto, Babinsa Koramil 1420-02/Tellu Limpoe.
Kehadiran Babinsa ini bukan tanpa alasan. Pasca lebaran, ia ditugaskan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
“Pantauan ini bagian dari komitmen kami untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan memberikan rasa aman bagi masyarakat, khususnya dari sisi ekonomi,” tutur Serka Wai sembari menunjukkan catatan kecil berisi harga-harga kebutuhan pokok yang ia kumpulkan dari pedagang.
Hasil pantauan di lapangan menunjukkan bahwa harga bahan pokok di Pasar Sentral Amparita masih dalam batas wajar.
Beras biasa dibanderol Rp 12.000 per kilogram, sementara beras premium mencapai Rp 14.000. Harga daging ayam potong bertahan di angka Rp 50.000 per ekor dan telur ayam ras Rp 50.000 per rak.
Untuk komoditas sayuran, harga cabai merah besar sempat menyentuh Rp 55.000 per kilogram, namun belum memicu gejolak.
“Cabai memang naik turun, tapi sejauh ini belum terlalu menyulitkan,” ujar Ibu Nani, seorang pedagang bumbu dapur.
Ia pun mengapresiasi kedatangan Babinsa. “Bagus sekali kalau begini. Kami merasa diawasi sekaligus dilindungi. Harapannya pemerintah bisa segera turun tangan kalau harga mulai naik tak wajar,” tambahnya.
Sementara itu, Pak Hatta, warga Desa Salobukkang yang sedang berbelanja, mengaku senang dengan pemantauan seperti ini.
“Kalau ada aparat datang dan cek langsung begini, kita jadi tenang. Tahu ada yang perhatikan harga di pasar,” ujarnya sembari menenteng plastik berisi tomat dan daging ayam.
Dalam interaksinya dengan para pembeli, Serka Wai tak hanya mencatat harga, tetapi juga mengedukasi warga agar tetap bijak dalam berbelanja.
Ia mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aksi borong yang bisa memicu kelangkaan barang dan kepanikan.
“Kami berharap masyarakat tetap tenang. Tidak perlu panik atau memborong berlebihan. Insyaallah stok masih aman, dan kalau pun ada kenaikan harga, akan kami laporkan untuk dikoordinasikan lebih lanjut,” jelasnya.
Langkah proaktif dari Babinsa ini diharapkan dapat menjaga keseimbangan pasar, mencegah penimbunan, dan menjadi early warning bagi pemerintah daerah jika terjadi lonjakan harga yang tidak masuk akal.
Serka Wai juga menyampaikan bahwa hasil pantauan ini akan diteruskan secara berkala kepada instansi terkait.
Ia menegaskan, TNI tidak hanya fokus pada aspek keamanan, tetapi juga terus hadir di tengah masyarakat untuk urusan-urusan sipil, seperti kestabilan harga kebutuhan pokok. (*)