Sidrap, JURNALPOLRI.MY.ID – Suasana berbeda terasa di halaman UPT SD Negeri 1 Arawa, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Selasa pagi (22/4/2025).
Di antara keceriaan ratusan siswa yang sedang menikmati makan siang gratis, tampak seorang pria berseragam TNI menyapa hangat, bahkan menyuapi langsung beberapa anak yang tampak malu-malu.
Dia adalah Serma Musair, Babinsa Desa Mattirotasi dari Koramil 1420-04/Watang Pulu. Aksinya dalam kegiatan makan gratis itu sukses mencuri perhatian.
Bukan cuma hadir sebagai pengawas, Serma Musair juga menjadi penyemangat bagi para siswa yang pagi itu terlihat sangat antusias.
“Anak-anak ini masa depan kita. Kalau mereka kenyang dan bahagia, mereka pasti semangat belajar,” kata Serma Musair di sela kegiatan.
Sebanyak 103 siswa mengikuti program makan gratis yang digagas sebagai bagian dari dukungan TNI terhadap peningkatan gizi dan mutu pendidikan di Sidrap.
Program ini juga menjadi ajang sinergi antara TNI, sekolah, dan pemerintah daerah.
Menurut Serma Musair, kehadiran Babinsa dalam program semacam ini bukan sekadar simbol. Ia menegaskan, TNI ingin hadir secara nyata di tengah masyarakat, apalagi untuk kegiatan positif yang menyentuh anak-anak.
“Harapannya, kegiatan ini berlanjut dan bisa menjangkau lebih banyak sekolah. Anak-anak ini butuh perhatian kita semua,” tambahnya.
Pihak sekolah pun menyambut positif kegiatan tersebut. Kepala UPT SD Negeri 1 Arawa menyebut bahwa kehadiran TNI memberikan dampak besar secara psikologis bagi anak-anak.
“Mereka merasa lebih percaya diri, lebih nyaman belajar, dan tentu lebih termotivasi,” ujarnya.
Program makan gratis ini tidak hanya berfokus pada pemberian makanan sehat, tapi juga menguatkan nilai-nilai kepedulian sosial, kedisiplinan, dan kebersamaan.
Para siswa tampak senang. Banyak dari mereka tak henti tersenyum, bahkan ada yang dengan polos memeluk Serma Musair setelah makan.
“Terima kasih, Om Tentara,” ucap salah satu siswa kelas dua, polos dan penuh rasa syukur.
Dengan aksi kecil tapi berdampak besar ini, TNI sekali lagi menunjukkan bahwa keberadaan mereka tak selalu identik dengan senjata atau patroli.
Lewat senyum anak-anak Sidrap, mereka menunjukkan bahwa pengabdian bisa hadir dalam bentuk sederhana — seperti menyuapi siswa SD yang sedang lapar. (*)
