JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Rintik hujan membasahi Kelurahan Sidenreng, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidrap, saat suasana penuh rasa syukur dan kebahagiaan menyelimuti warga.
Di bawah langit mendung, Jumat (08/11/24), Sat Reskrim Polres Sidrap hadir dengan membawa harapan dan bantuan sembako bagi mereka yang benar-benar membutuhkan. Hujan tak mengurangi langkah mereka—bahkan, menjadi saksi akan kehangatan niat baik ini.
Setiap paket sembako yang diserahkan bukan sekadar bingkisan, tetapi simbol kepedulian dan kasih sayang bagi para lansia dan warga yang bergulat dengan kerasnya kondisi ekonomi.
Kehadiran personel Sat Reskrim dengan senyum ramah dan tangan yang penuh berkah disambut warga dengan air mata haru. Di tengah cobaan hidup, bantuan ini terasa seperti sinar di ujung lorong gelap.
“Kami bersyukur atas bantuan ini. Ini sangat berarti bagi kami yang sedang berjuang di tengah keadaan ekonomi yang sulit,” ucap seorang warga dengan mata yang berbinar, menggenggam erat paket sembako yang diterimanya, seakan tak ingin melepas hadiah berharga ini.
Ungkapan syukur terdengar lirih, namun jelas menyiratkan rasa lega dan terima kasih yang dalam.
Kasat Reskrim Polres Sidrap, AKP Agung Rama Setiawan, turut hadir di sela kegiatan bakti sosial ini. Dengan suara hangat, ia menegaskan bahwa kepedulian terhadap sesama adalah misi yang tak terpisahkan dari tugas kepolisian.
“Kami berharap, meskipun sedikit, bantuan ini bisa menjadi penyemangat dan menghadirkan kebahagiaan bagi warga di Kelurahan Sidenreng,” tutur AKP Agung dengan penuh empati.
Kegiatan bakti sosial ini seakan menjadi pengingat bahwa Polri hadir bukan hanya sebagai pelindung, tetapi juga sahabat di kala senang dan susah.
Komitmen Sat Reskrim Polres Sidrap untuk selalu hadir di tengah masyarakat adalah wujud nyata bahwa mereka bukan sekadar penegak hukum, tetapi juga saudara yang peduli dan berbagi di kala membutuhkan.
Di bawah hujan yang perlahan reda, setiap warga membawa pulang bukan hanya paket sembako, tetapi juga kenangan tentang kehadiran Polri yang hangat dan menguatkan.
Aksi ini menjadi sebuah janji bahwa, di setiap cobaan, akan selalu ada tangan yang terulur. (*)