JURNALPOLRI.MY.ID, SSDM POLRI, 24 Juli 2024 – Daffa Athahillah, seorang Hafidz Al-Qur’an, kini tengah berjuang meraih cita-citanya menjadi Taruna Akademi Kepolisian (Akpol). Daffa, lulusan SMA Thursina IIBS di Malang, Jawa Timur, adalah salah satu dari 492 calon taruna yang sedang menjalani seleksi tingkat panitia pusat di Akpol, Semarang.
Daffa tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga dalam hafalan Al-Qur’an. Pada akhir 2023, dia menerima sertifikat sebagai Hafidz yang hafal 30 juz Al-Qur’an. “Saya lulusan SMA, mondok di Thursina IIBS di Malang,” kata Daffa. “Di sekolah saya hanya diwajibkan hafal 5 juz, tetapi guru dan keluarga saya yakin saya bisa lebih. Berkat dorongan mereka dan doa, saya mampu menghafal seluruh Al-Qur’an.”
Perjuangan Daffa untuk menghafal Al-Qur’an tidaklah mudah. Dia mendapatkan motivasi dari gurunya dan nasihat dari ibunya. “Guru saya memberikan motivasi bahwa saya sebenarnya bisa menghafal lebih dari teman-teman. Saya minta nasihat ke ibu. Berkat semangat dan doa, saya mampu menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Saya dapat sertifikat dari sekolah,” ujarnya.
Selain menghafal, Daffa berkomitmen untuk terus menjaga hafalannya. “Saya sebagai penghafal Al-Qur’an akan tetap berusaha menjaga dan membaca sehingga hafalan tidak hilang dari pikiran saya,” imbuhnya.
Daffa ingin mengabdi kepada negara sebagai polisi yang bertanggung jawab dan berpegang pada ilmu agama. Ayahnya menjadi sosok panutan dalam hidupnya. “Ayah saya bertanggung jawab dengan tugas dan keluarganya. Saya ingin seperti ayah,” katanya.
Daffa berhasil lolos dari seleksi panitia daerah di Polda Jawa Timur dan kini berada di Akpol, Semarang, untuk mengikuti seleksi tingkat panitia pusat. Dia antusias karena bertemu dengan rekan-rekan dari berbagai daerah. “Saya sangat takjub dengan pelajaran disiplin dan kepedulian terhadap rekan-rekan, meski sedang dalam persaingan. Hukuman yang diberikan ketika tidak disiplin sangat adil,” katanya.
Daffa menjelaskan bahwa di Akpol, kedisiplinan dan kebersamaan sangat ditekankan. “Jadi seperti saat bangun pagi, bukan hanya kita, tapi satu pleton. Kalau teman terlambat, semua ikut dihukum. Jadi diajarkan hidup tidak apatis tapi juga memikirkan teman, walau sedang bersaing. Semua kegiatan harus bersama. Kalau ada yang terlambat, semua kena hukuman dari panitia. Kita dibiasakan untuk bersama agar tidak apatis dan agar lebih disiplin,” tegasnya.
Seleksi tingkat panitia pusat Akpol tahun anggaran 2024 ini diikuti oleh 492 calon taruna dan taruni. Mereka akan berusaha lulus dan mengikuti sidang kelulusan pada 29 Juli 2024. Proses seleksi ini sangat ketat dan menuntut komitmen tinggi dari setiap peserta.
Kehadiran Daffa di Akpol memberikan inspirasi bagi banyak orang. Keberhasilannya dalam menghafal Al-Qur’an dan tekadnya untuk menjadi polisi yang berpegang pada nilai-nilai agama menunjukkan bahwa prestasi akademik dan spiritual bisa berjalan seiring. “Saya berharap bisa lulus dan menjadi polisi yang bisa membanggakan keluarga dan mengabdi kepada negara,” tuturnya.
Daffa juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam pencapaiannya. “Keluarga saya selalu mendukung dan mendoakan saya. Mereka adalah sumber kekuatan saya. Saya ingin membalas budi mereka dengan menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Daffa siap menghadapi tantangan dalam seleksi Akpol. Dia percaya bahwa dengan doa dan usaha, segala cita-cita bisa diraih. “Saya akan terus berusaha dan berdoa. Saya yakin dengan doa dan usaha, semua cita-cita bisa tercapai,” katanya penuh keyakinan.
Kisah Daffa adalah contoh nyata bagaimana tekad dan ketekunan dapat mengantarkan seseorang meraih impian. Semoga semangat Daffa dapat menginspirasi banyak orang untuk terus berusaha dan tidak pernah menyerah dalam mencapai cita-cita. (*)
