Example floating
Example floating
banner 970x200
Nasional

Harga Bahan Pokok Naik, Babinsa Koramil 1420-05/Dua Pitue Turun Langsung ke Pasar

182
×

Harga Bahan Pokok Naik, Babinsa Koramil 1420-05/Dua Pitue Turun Langsung ke Pasar

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Suasana Pasar Sentral Tanru Tedong, Kecamatan Dua Pitue, Sidrap, pagi itu tampak lebih sibuk dari biasanya. Pedagang dan pembeli saling tawar-menawar di tengah perubahan harga bahan pokok yang kian terasa.

Di antara keramaian itu, hadir sosok berseragam hijau—Babinsa Tanru Tedong bersama Kepala Pasar dan anggota Satpol PP—melakukan pemantauan langsung terhadap harga kebutuhan sehari-hari.

banner 300x600

Pukul 09.00 WITA, langkah-langkah tegas mereka menyusuri los demi los, mencatat harga terbaru dari berbagai komoditas.

Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi langkah konkret untuk memastikan stabilitas harga dan memahami langsung kondisi di lapangan.

Salah satu sorotan utama dari pengecekan ini adalah kenaikan harga beras. Beras premium yang sebelumnya dijual Rp16.000/kg kini menjadi Rp17.000/kg. Beras kepala juga mengalami kenaikan seribu rupiah menjadi Rp14.000/kg. Sementara itu, harga beras biasa tetap stabil di angka Rp12.000/kg.

Tak hanya itu, beras ketan hitam dan ketan putih masing-masing dipatok Rp23.000/liter dan Rp17.000/liter.

Seorang pedagang beras, Syamsuddin, mengungkapkan bahwa harga ini bisa saja naik lagi jika pasokan dari distributor tersendat.

“Kalau suplai lancar, harga bisa bertahan. Tapi kalau cuaca buruk dan distribusi terganggu, harga bisa naik lagi,” ujarnya.

Selain beras, harga daging dan telur juga mengalami kenaikan. Daging sapi kini menyentuh Rp130.000/kg, membuat banyak pembeli berpikir dua kali sebelum membelinya.

Sementara itu, telur ayam ras naik menjadi Rp55.000 per rak, sedangkan telur ayam kampung dan telur bebek mencapai Rp80.000 per rak.

Bawang merah dan bawang putih pun tak mau ketinggalan. Harga bawang merah kini Rp60.000/kg, sementara bawang putih menyentuh Rp50.000/kg.

Pedagang dan pembeli di pasar merasakan dampak dari fluktuasi harga ini. Ibu Nurhayati, seorang pembeli setia, mengungkapkan keluhannya.

“Harga makin naik, kita sebagai ibu rumah tangga harus pintar-pintar atur belanja. Beras, telur, daging—semuanya mahal sekarang,” katanya.

Di sisi lain, Haji Abdul, salah satu pedagang daging, berharap ada langkah dari pemerintah untuk menstabilkan harga.

“Kita jualan ini tergantung dari pemasok. Kalau harga naik dari sana, mau tidak mau kita juga ikut naikkan,” tuturnya.

Babinsa dan pihak terkait memastikan bahwa pemantauan ini bukan sekadar formalitas. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi lebih awal kemungkinan kenaikan harga yang tidak wajar dan memastikan stok tetap aman.

“Kami ingin memastikan harga di pasar tetap wajar dan tidak ada permainan harga yang merugikan masyarakat,” ujar Babinsa yang turut serta dalam pemantauan.

Pukul 11.00 WITA, pemantauan pun berakhir dengan catatan harga yang akan menjadi bahan evaluasi.

Meski masih dalam batas wajar, kenaikan harga tetap menjadi perhatian, terutama menjelang bulan Ramadan yang biasanya memicu lonjakan permintaan.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap stabilitas harga bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga memerlukan sinergi antara aparat, pedagang, dan masyarakat.

Dengan pemantauan rutin, diharapkan lonjakan harga yang berlebihan dapat dicegah, sehingga masyarakat tetap bisa berbelanja dengan tenang. (*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *