JURNALPOLRI.MY.ID, Maros – Di bawah bayang-bayang eksotisme Museum Arkeologi Leang Leang, Jumat Curhat Polda Sulsel kali ini hadir dengan suasana yang lebih dari sekadar dialog.
Jumat, 15 November 2024, Wadirbinmas Polda Sulsel, AKBP Andi Kumara, S.H., S.I.K., M.Si., memimpin langsung kegiatan yang menjadi jembatan hati antara kepolisian dan masyarakat ini.
Dalam kehangatan pagi di Kec. Bantimurung, puluhan masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul. Ada tokoh adat, tokoh agama, hingga para pemuda yang membawa semangat masa depan.
Jumat Curhat kali ini menjadi lebih spesial karena dilaksanakan di kawasan yang menyimpan jejak peradaban kuno, seolah mengisyaratkan bahwa dialog ini juga menjadi upaya menciptakan sejarah baru—sejarah sinergi antara polisi dan rakyat.
AKBP Andi Kumara memulai arahannya dengan penuh apresiasi. “Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat atas dukungannya dalam menjaga pemilu yang aman dan damai. Kehadiran kami di sini bukan hanya untuk berbicara, tetapi lebih untuk mendengar suara hati masyarakat,” ungkapnya dengan penuh ketulusan.
Suara warga pun mengalir, membawa beragam cerita dan harapan. Bapak Herman, salah satu peserta, memuji soliditas Tripicam atau tiga pilar kecamatan. “Kolaborasi mereka luar biasa. Kami merasa aman dan terlindungi,” katanya.
Namun, harapan untuk perbaikan juga mengemuka. Pak Irwan, warga lainnya, mengungkapkan kebutuhan akan patroli kendaraan roda dua di wilayah yang sulit diakses kendaraan roda empat.
“Beberapa jalan kami masih sulit dijangkau. Semoga ada peningkatan patroli untuk menjangkau daerah-daerah tersebut,” pintanya dengan penuh harap.
AKBP Andi Kumara juga tidak melewatkan kesempatan untuk memberikan pemahaman kepada warga tentang bahaya radikalisme.
Dengan bahasa yang sederhana namun mendalam, ia menjelaskan pentingnya menjaga kerukunan dan kewaspadaan terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat merusak persatuan.
“Radikalisme itu seperti api kecil. Jika dibiarkan, ia akan membakar segalanya. Bersama, kita harus memadamkannya sejak awal,” tegasnya.
Bagi warga yang hadir, Jumat Curhat bukan hanya forum diskusi, tetapi juga momen kebersamaan yang mempererat hubungan dengan aparat kepolisian.
“Kami sangat menghargai kegiatan seperti ini. Rasanya, polisi benar-benar hadir di tengah-tengah kami, bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai sahabat,” ujar salah satu peserta dengan penuh antusias.
Di akhir acara, AKBP Andi Kumara menegaskan kembali bahwa Polri akan terus hadir mendengarkan dan merespons kebutuhan masyarakat.
Jumat Curhat bukan hanya tentang menyelesaikan masalah, tetapi juga membangun kepercayaan yang kokoh.
Kegiatan yang digelar di bawah naungan warisan sejarah ini menjadi simbol bahwa kemitraan antara polisi dan masyarakat adalah warisan yang harus terus dijaga.
Museum Arkeologi Leang Leang, dengan segala ceritanya, menjadi saksi lahirnya dialog yang membangun. Dari sini, suara warga bergema, menyampaikan harapan dan menggambarkan sinergi yang terus mengakar.
Program Jumat Curhat Polda Sulsel, seperti akar yang menghujam bumi, terus memperkuat fondasi keamanan dan keharmonisan di Sulawesi Selatan.
Dari Bantimurung, harapan baru lahir, membentangkan asa untuk masa depan yang lebih damai dan penuh sinergi. (*)