Example floating
Example floating
banner 970x200
Nasional

Hasil Operasi Pekat: Premanisme Paling Menonjol

204
×

Hasil Operasi Pekat: Premanisme Paling Menonjol

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Makassar, JURNALPOLRI.MY.ID, 21 Mei 2025 – Hasil Operasi Pekat Lipu 2025 resmi dirilis Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) dalam konferensi pers. Operasi yang berlangsung selama 20 hari, dari 3 hingga 20 Mei ini, menyasar berbagai bentuk penyakit masyarakat yang dinilai mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban warga.

Konferensi pers hasil Operasi Pekat Lipu 2025 dipimpin langsung Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto didampingi Dirkrimum Kombes Pol Setiadi Sulaksono.

banner 300x600

Dalam keterangannya, keduanya menegaskan bahwa operasi ini merupakan langkah terpadu seluruh jajaran Polda hingga Polres di Sulsel untuk menekan potensi kerawanan sosial dan menjaga kamtibmas tetap kondusif menjelang momen-momen strategis daerah.

Operasi ini mengedepankan fungsi Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) serta didukung oleh seluruh fungsi operasional lainnya, dengan fokus utama pada pemberantasan tindak kejahatan seperti judi, peredaran minuman keras ilegal (miras), kepemilikan senjata tajam (sajam), prostitusi, premanisme, dan berbagai bentuk penyakit masyarakat lainnya yang meresahkan.

Selama pelaksanaan operasi, Polda Sulsel berhasil mengamankan 844 tersangka, terdiri dari 120 Target Operasi (TO) dan 725 Non-TO. Operasi ini juga mencatat sebanyak 269 laporan polisi, mencakup 24 jenis kejahatan yang berhasil diungkap dalam waktu kurang dari tiga pekan.

Kategori kasus paling menonjol adalah premanisme, dengan 82 kasus dan 301 pelaku diamankan. Dari jumlah tersebut, 93 orang diproses hukum, sementara 208 lainnya dibina.

Kasus premanisme ini mencakup 50 kasus kepemilikan senjata tajam, di mana 63 tersangka diamankan dengan barang bukti berupa 36 bilah badik, 42 pelontar busur, dan 73 anak panah.

Para pelaku dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 10 tahun.

Selain itu, terdapat pula 43 kasus penganiayaan, pengeroyokan, pengancaman, dan pengrusakan yang umumnya dipicu oleh kesalahpahaman.

Sebanyak 101 pelaku diamankan karena mabuk dan membuat onar akibat konsumsi miras ilegal, serta 78 pelaku parkir liar yang dibina dan diminta membuat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Dalam pengungkapan kasus judi konvensional, polisi menangani 35 kasus dengan jumlah tersangka sebanyak 56 orang. Modus yang digunakan para pelaku adalah melakukan taruhan dalam permainan kartu. Mereka dijerat dengan Pasal 303 KUHP dengan ancaman hukuman penjara hingga 10 tahun atau denda maksimal Rp25 juta.

Sementara itu, dari penanganan kasus peredaran miras ilegal, sebanyak 202 pelaku diamankan. Barang bukti yang berhasil disita antara lain 3.913 botol miras berbagai merek dan 7.099 liter minuman keras tradisional jenis ballo atau tuak.

Karena merupakan pelanggaran terhadap Peraturan Daerah (Perda), seluruh pelaku diserahkan kepada pemerintah daerah untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum daerah yang berlaku.

Dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan prostitusi, aparat mengungkap 35 kasus dengan total 49 tersangka.

Tiga di antaranya ditangani langsung oleh Subdit IV Ditreskrimum Polda Sulsel. Modus yang digunakan para pelaku yakni menawarkan atau menjual korban melalui aplikasi WhatsApp untuk keuntungan pribadi.

Para tersangka dijerat dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO, Pasal 296 dan 506 KUHP, serta Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Ancaman hukuman terhadap para pelaku maksimal mencapai 15 tahun penjara dan denda hingga Rp600 juta.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto dalam keterangannya menyampaikan bahwa Operasi Pekat Lipu 2025 merupakan salah satu langkah strategis Polda Sulsel dalam menciptakan rasa aman di tengah masyarakat serta menunjukkan keseriusan aparat kepolisian dalam memberantas berbagai bentuk kejahatan yang merusak tatanan sosial.

Polda Sulsel juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif menjaga keamanan lingkungan di sekitar tempat tinggal, sekolah, maupun tempat kerja.

Warga diimbau segera melaporkan setiap kejadian mencurigakan atau dugaan tindak pidana kepada pihak kepolisian terdekat atau melalui layanan darurat 110.

Hasil operasi ini bukan sekadar deretan angka dan data, tetapi cerminan nyata dari komitmen Polda Sulsel dalam menjaga denyut aman Bumi Anging Mammiri. Dengan 844 tersangka berhasil diungkap dari berbagai kasus, Polda Sulsel membuktikan bahwa kerja keras aparat tak pernah surut demi menciptakan rasa aman dan nyaman di tengah masyarakat. (*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *