Example floating
Example floating
banner 970x200
Polres Sidrap

Jejak Misteri di Saluran Irigasi: Polisi Sidrap Dalami Kematian Latahang

181
×

Jejak Misteri di Saluran Irigasi: Polisi Sidrap Dalami Kematian Latahang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Rabu pagi, 20 November 2024, suasana di Jalan Poros Soppeng, Kel. Arateng, Kec. Tellu Limpoe, berubah mencekam.

Bau busuk menyengat menusuk hidung seorang sopir yang tengah bergulat mengganti ban mobilnya yang pecah. Dorongan rasa penasaran membawanya ke saluran irigasi terdekat, tempat dimana ia menemukan sosok terbujur kaku, terlentang dalam keheningan abadi.

banner 300x600

Sontak, temuan itu menjadi awal dari penyelidikan mendalam. Sang sopir, dengan napas tertahan, segera melapor ke Polsek Tellu Limpoe. Tak butuh waktu lama, Polisi tiba di lokasi.

Unit Reskrim Polsek Tellu Limpoe, di dukung oleh Tim Inafis Sat Reskrim Polres Sidrap, langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Tiap sudut di periksa, mencoba merangkai teka-teki yang bersembunyi di jasad yang membusuk itu.

Mayat yang ditemukan itu menyisakan tanya besar. Tubuhnya yang telah hancur, hanya berupa tulang belulang, yang membuat identitasnya sulit di kenali.

Berdasarkan perkiraan awal, korban adalah seorang pria berusia 50 Tahun. Dengan hati-hati jasad di evakuasi ke RSUD Nene Mallomo untuk di otopsi, mencari jawaban atas kematian yang masih terselubung kabut misteri.

Di tengah upaya Polisi mengurai kasus ini, hadir seorang wanita bernama Idae (43), warga Kel. Baula, Kec. Tellu Limpoe. Ia mengenali soaok itu sebagai saudaranya, Latahang (50), dari ciri-ciri yang melekat, seperti sarung dan topi yang dikenakannya.

“Saya yakin itu saudara saya. Ia sudah lama menghilang, sejak dua puluh tahun lalu”, ujar Idae denga nada sendu.

Latahang, pria yang di kenal oleh masyarakat sekitar, hidup dengan gangguan jiwa selama 2 dekade terakhir. Ia tinggal sendiri di Dusun III Lacelleng, Desa Buae, Kec. Watang Pulu.

Hidupnya penuh perjalanan tanpa arah, langkah-langkahnya sering menghilang di balik batas pandangan.

Idae mengisahkan, “Ia selalu berjalan kaki tanpa tujuan dan sering kali tak pernah pulang”.

Pihak keluarga meski di rundung duka mendalam, memilih untuk menolak otopsi. Bagi mereka, kematian Latahang musibah yang tak perlu di gali lebih dalam. Pernyataan pun dibuat, menegaskan keputusan mereka.

Namun bagi pihak kepolisian, misteri ini belum selesai. Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong, S.H., S.I.K., M.H. melalui Kasat Reskrim, AKP Agung Rama Setiawan, menyatakan pihaknya masih terus mendalami kasus ini.

“Kami sedang mengumpulkan bukti-bukti dan mencari informasi lebih lanjut dari saksi-saksi yang mungkin melihat kejadian ini”, ujar AKP Agung denga tegas.

Himbauan pun dilayangkan kepada masyarakat yang mungkin mengetahui sesuatu yang terkait peristiwa ini. Setiap potongan informasi adalah kunci untuk mengungkap penyebab kematian Latahang yang masih berselimut misteri.

Saluran irigasi tempat Latahang di temukan kini menjadi saksi bisu dari akhir perjalanan hidupnya yang sunyi. Namun, pertanyaan besar masih menggantung: apakah ini benar musibah, atau ada tangan tersembunyi yang bermain di balik tragedi ini?

Polisi terus bekerja dalam senyap, memungut serpihan bukti yang mungkin terlewat. Bagi keluarga, Latahang telah kembali kepangkuan abadi. Namun, bagi keadilan, jejak langkah terakhir pria ini belum sepenuhnya terungkap.

Di tengah aliran air irigasi yang tenang, misteri ini menunggu untuk diceritakan. (*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *