JURNALPOLRI.MY.ID, Makassar – Di tengah hiruk-pikuk aktivitas Kota Makassar, sebuah pertemuan hangat berlangsung di sudut Jalan Perintis, tepatnya di Bento Kopi Makassar, Jumat pagi (22/11/2024).
Puluhan warga berkumpul, bukan untuk sekadar menikmati secangkir kopi, melainkan untuk menyampaikan suara hati dalam forum “Jumat Curhat” yang digelar rutin oleh Polda Sulsel.
Acara ini dibuka oleh Kasubdit Satpam/Polsus AKBP H. Muhtar, S.E., didampingi oleh Kasat Binmas Polrestabes Makassar dan jajarannya.
Dalam suasana penuh keakraban, AKBP H. Muhtar menyampaikan sambutan yang memancarkan semangat pengabdian.
“Hari ini kami hadir untuk mendengar langsung keluhan masyarakat. Ini adalah wujud nyata dari program Kapolri yang bertujuan menyerap aspirasi dan kritik langsung dari warga. Saya juga menyampaikan permohonan maaf Kapolda Sulsel yang berhalangan hadir,” ucapnya, membuka dialog dengan tulus.
Forum ini menjadi ruang bagi warga untuk mengutarakan berbagai permasalahan.
Salah satu peserta, Bapak Edi Sudiro, mengungkapkan keresahannya terkait kondisi lalu lintas di daerahnya.
“Perempatan di tempat kami sangat gelap, jalan utamanya rawan kecelakaan. Ditambah lagi, mobil dump truck sering melintas di luar jam operasional, membawa material yang beterbangan. Ini sangat membahayakan,” tuturnya penuh harap.
Keluhan ini disusul oleh Pak Made Smadi, yang menyoroti keamanan di perumahannya.
“Di dekat rumah saya sudah empat kali terjadi pencurian, semuanya di siang hari. Kami curiga dengan anak-anak yang sering nongkrong di sekitar sana. Mohon mereka ditertibkan, Pak,” ungkapnya, mencerminkan keresahan warga.
Merespons keluhan warga, AKBP H. Muhtar memberikan penjelasan dan berjanji akan menindaklanjuti setiap aspirasi yang disampaikan.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan kewaspadaan terhadap ancaman radikalisme.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini. Selain itu, saya mengingatkan kita semua untuk tetap waspada terhadap paham-paham yang dapat memecah belah persatuan,” tegasnya, menutup diskusi dengan penuh tanggung jawab.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi forum curhat, tetapi juga jembatan antara masyarakat dan Polri. Para peserta mengapresiasi inisiatif ini sebagai bentuk nyata pendekatan humanis.
“Kami sangat senang bisa langsung menyampaikan permasalahan kepada pihak kepolisian. Kegiatan seperti ini harus terus dilanjutkan,” ujar seorang warga penuh antusias.
Di balik suasana sederhana di Bento Kopi, “Jumat Curhat” menjadi simbol nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat.
Sebuah momen yang membuktikan bahwa harmoni dan keamanan dapat tercipta ketika suara-suara kecil diberi ruang untuk didengar. (*)
*fachry binmas*