JURNALPOLRI.MY.ID, Makassar – Suasana di Lapangan Upacara Mapolda Sulsel terasa berbeda pada Senin pagi (24/03/2025).
Ribuan personel kepolisian berdiri tegap, menyimak dengan saksama sosok pemimpin mereka, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol. Drs. Rusdi Hartono, M.Si., yang berdiri di podium utama.
Bukan sekadar apel rutin, kehadiran Irjen Pol. Rusdi membawa pesan mendalam bagi seluruh jajaran. Dengan suara tegas namun penuh kebersamaan, ia menyampaikan arahan yang menyentuh esensi dari tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Polri.
Dalam sambutannya, Irjen Pol. Rusdi tak hanya berbicara soal disiplin dan tugas pokok, tetapi juga menekankan pentingnya kebersamaan dalam institusi.
Baginya, Polri bukan sekadar tempat bekerja, melainkan keluarga besar yang harus saling mendukung dan menjaga satu sama lain.
“Saya datang ke kesatuan ini dengan rasa cinta dan kasih sayang. Saya tidak akan mungkin berkhianat dan membuat rekan-rekan susah. Kita bangun semua sebagai satu keluarga agar bisa mencapai tujuan institusi yang kita cintai,” ucapnya dengan penuh ketulusan.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa di balik seragam dan tugas berat yang diemban, setiap anggota Polri tetaplah manusia yang membutuhkan dukungan dari rekan-rekannya.
Lebih lanjut, Kapolda menegaskan bahwa tugas kepolisian bukan sekadar formalitas, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Ia mengingatkan agar setiap personel tidak terjebak dalam ego atau kepentingan pribadi yang dapat merusak citra institusi.
“Tugas pokok kita sudah diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang Kepolisian. Pahami tugas tersebut sebagai sebuah amanah. Jangan khianati dan laksanakan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Pesan ini sekaligus menjadi peringatan agar setiap anggota Polri bekerja dengan hati, mengutamakan kepentingan masyarakat, serta tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan.
Irjen Pol. Rusdi juga menyoroti pentingnya kepemimpinan yang baik dalam menjaga soliditas institusi. Baginya, kesatuan yang kuat hanya bisa terwujud jika pemimpinnya memberikan contoh yang baik.
“Ketika ingin kesatuan itu baik, harus dimulai dengan Kapoldanya yang baik. Jika ingin membuat satuan kerja yang baik, harus dimulai dari Kasatkernya yang baik. Oleh karena itu, saya akan berupaya untuk selalu berbuat baik kepada rekan-rekan sekalian,” ujarnya.
Namun, ia juga menegaskan bahwa sikap tegas tetap diperlukan. Bagi anggota yang melanggar aturan dan mencoreng nama institusi, sanksi tegas akan diberikan tanpa kompromi.
Kapolda Sulsel juga menyoroti tantangan yang dihadapi institusi kepolisian, terutama dalam penegakan hukum. Menurutnya, banyak permasalahan yang muncul akibat ketidakadilan dalam penyidikan.
Ia meminta seluruh jajarannya untuk bekerja secara profesional dan menjunjung tinggi kebenaran.
“Masalah yang ada di institusi ini kebanyakan terkait penegakan hukum. Laksanakan tugas penyidikan dengan benar. Yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah,” tegasnya.
Pernyataan ini seakan menjadi peringatan bagi seluruh anggota kepolisian untuk tidak bermain-main dengan hukum dan tetap menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.
Menutup arahannya, Irjen Pol. Rusdi juga mengingatkan pentingnya transparansi dalam pengelolaan anggaran.
Ia menegaskan bahwa setiap dana yang diterima harus digunakan sesuai dengan peruntukannya.
“Saya ingin organisasi ini sehat. Semua harus dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab. Gunakan anggaran sesuai peruntukannya dengan penuh rasa tanggung jawab,” pungkasnya.
Apel pagi itu bukan sekadar rutinitas, melainkan momentum yang menggugah semangat seluruh personel Polda Sulsel.
Arahan Kapolda Sulsel menjadi pengingat bahwa menjadi anggota Polri bukan hanya soal menjalankan tugas, tetapi juga tentang menjaga kehormatan, membangun kebersamaan, dan menegakkan keadilan.
Di bawah kepemimpinan Irjen Pol. Rusdi Hartono, harapan akan institusi Polri yang lebih profesional, humanis, dan berintegritas semakin nyata.
Sebab, di balik ketegasan seorang pemimpin, ada kasih sayang yang mendasari setiap langkah dan keputusan yang diambil demi kebaikan bersama. (*)
