JURNALPOLRI.MY.ID, Makassar – Nuansa kebersamaan dan tradisi kepolisian begitu terasa di Mapolda Sulsel, saat prosesi serah terima jabatan Kapolda Sulawesi Selatan berlangsung.
Di antara tamu penting yang hadir, Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong, S.H., S.I.K., M.H., beserta Ketua Bhayangkari Cabang Sidrap, Ny. Dian Fantry Taherong, turut menjadi saksi momen bersejarah ini.
Pergantian tongkat komando itu menandai peralihan kepemimpinan dari Irjen Pol. Yudhiawan, S.H., S.I.K., M.H., M.S.I. kepada Irjen Pol. Drs. Rusdi Hartono, M.Si.
Prosesi ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga simbol kesinambungan kepemimpinan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Sulawesi Selatan.
Rangkaian acara dimulai dengan penyambutan Kapolda Sulsel yang baru, Irjen Pol. Rusdi Hartono, yang disambut dengan penghormatan oleh jajaran Polda Sulsel.
Setelah itu, Laporan Kesatuan digelar sebagai bentuk serah terima kepemimpinan secara resmi.
Tak hanya itu, prosesi juga diwarnai dengan serah terima jabatan Ibu Asuh Polwan Polda Sulsel, dari Ny. Yunitha Yudhiawan kepada Ny. Irena Rusdi Hartono.
Kehadiran Bhayangkari dalam acara ini menegaskan peran mereka dalam mendukung tugas kepolisian.
Namun, yang paling dinanti adalah penyerahan Pataka Polda Sulawesi Selatan “Pallawa Lipu”, simbol kehormatan dan tanggung jawab yang kini berpindah tangan ke Kapolda baru.
Di sela-sela acara, Kapolres Sidrap, AKBP Fantry Taherong, menegaskan komitmennya untuk mendukung kepemimpinan baru di Polda Sulsel.
“Dengan kepemimpinan baru di Polda Sulsel, kami siap mendukung penuh kebijakan yang akan diterapkan untuk kemajuan dan keamanan wilayah Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Sidrap,” ujar Fantry.
Pernyataan tersebut mencerminkan solidaritas dan sinergi antara Polres Sidrap dengan jajaran Polda Sulsel, dalam menjaga kondusivitas wilayah.
Menutup rangkaian acara, jajaran Polda Sulsel memberikan penghormatan terakhir kepada Irjen Pol. Yudhiawan, yang secara resmi melepas jabatannya sebagai Kapolda Sulsel.
Tepuk tangan dan salam perpisahan mengiringi langkahnya keluar dari Mapolda, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya selama menjabat.
Acara ini bukan hanya seremoni formal, tetapi juga cerminan tradisi kepolisian yang menjunjung tinggi kehormatan, kesinambungan, dan loyalitas dalam menjaga keamanan Sulawesi Selatan. (*)