JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Minggu pagi itu, 27 Oktober 2024, di bawah terik matahari yang mulai menyinari Desa Sereang, Kec. Maritengngae, sekelompok warga bergabung dengan TNI dari Koramil 1420-03/Maritengngae dalam sebuah misi besar.
Misi mereka sederhana tapi penuh makna, yakni membersihkan saluran irigasi yang selama ini tersumbat. Di antara lengan-lengan yang kuat dan semangat tak gentar, tampak hadir sosok Kapten Arh Ridwan Baharuddin, Danramil 03/Maritengngae, memimpin langkah ini dengan hati yang teguh.
Bersama warga dan kelompok tani, Kapten Ridwan menyemai semangat gotong royong. Mereka membersihkan setiap sudut irigasi dari sampah dan tumbuhan liar yang telah lama menyumbat aliran air.
“Ini bukan sekadar membersihkan, ini tentang menghidupkan kembali harapan bagi para petani,” ujarnya dengan penuh kehangatan, seolah membakar semangat para warga yang bekerja bahu-membahu di sekelilingnya.
Kerja bakti ini adalah napas baru bagi pertanian yang terus berjuang menghadapi musim. Setiap sampah yang disingkirkan seolah mengurai beban yang selama ini menghalangi aliran kehidupan.
“Air ini ibarat darah bagi tanah kita. Tanpa irigasi yang lancar, lahan pertanian akan sulit bernafas,” lanjut Kapten Ridwan, mengingatkan pentingnya menjaga aliran air bagi kesejahteraan bersama.
Di antara suara tawa dan canda, tampak warga tak sekadar membersihkan irigasi, tetapi juga menanam semangat untuk masa depan yang lebih baik.
“Saluran irigasi ini bukan hanya milik petani, tetapi milik kita semua,” ucap seorang warga yang ikut merasakan manfaat dari kegiatan tersebut. Baginya, kerja bakti ini adalah wujud nyata dari gotong royong yang tak ternilai harganya.
Bagi para petani, air bukan hanya kebutuhan, tetapi sumber kehidupan. Dengan irigasi yang lancar, harapan mereka untuk panen melimpah semakin nyata.
“Jika aliran air lancar, panen pun akan lebih optimal. Ketahanan pangan akan terjaga, bukan hanya untuk Sidrap, tapi untuk Indonesia,” ujar Kapten Ridwan, menutup dengan optimisme yang membara.
Kabupaten Sidrap, lumbung beras yang menjadi penyangga pangan nasional, telah lama menjadi kebanggaan bersama. Melalui kerja bakti ini, harapan untuk ketahanan pangan semakin kokoh.
Di balik tetesan keringat mereka, tersirat asa yang tak pernah padam, mengalir bersama air yang kini siap menghidupi setiap petak sawah di Maritengngae. (*)