Example floating
Example floating
banner 970x200
Nasional

Peluncuran Buku Antikorupsi: Langkah Berani Polri untuk Perbaikan

89
×

Peluncuran Buku Antikorupsi: Langkah Berani Polri untuk Perbaikan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

JURNALPOLRI.MY.ID, Jakarta – Di bawah naungan semangat Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia), Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menghadiri momen bersejarah: peluncuran dua buku pendidikan antikorupsi yang digagas oleh Satgassus Pencegahan Tipikor Polri.

Acara ini menjadi simbol tekad Polri untuk merajut kembali kepercayaan publik melalui langkah nyata dalam pemberantasan korupsi.

banner 300x600

Dua buku yang diluncurkan menjadi sorotan. Yang pertama, “Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin”, ditulis oleh sederet tokoh pemberantasan korupsi. Nama-nama besar seperti Bambang Widjojanto, Novel Baswedan, Busyro Muqoddas, dan Adnan Topan Husodo menyumbangkan pemikiran mendalam mereka.

Buku ini mengangkat perspektif lintas disiplin dalam menghadapi korupsi yang telah mengakar kuat di berbagai lapisan.

Buku kedua, “Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA)”, lahir dari kolaborasi Satgassus Pencegahan Tipikor Polri dengan Universitas Islam Indonesia (UII).

Buku ini menghadirkan pendekatan humanis dan edukatif, menggugah setiap individu untuk mengambil bagian dalam perjuangan melawan korupsi.

Dalam sambutannya, Kapolri tak segan mengakui bahwa buku-buku ini juga menyampaikan kritik tajam terhadap Polri sebagai institusi.

“Ketika pertama kali kami membahas konsep buku ini, kami sepakat untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap kritik yang membangun. Hasilnya, isi buku ini memang terasa ‘pedas’, namun justru itulah esensinya,” ujar Kapolri dengan penuh keterbukaan.

Menurutnya, kritik bukanlah ancaman, melainkan cermin yang harus digunakan untuk introspeksi.

“Kritik ini menjadi pengingat bahwa perilaku birokrat, termasuk di dalamnya institusi Polri, harus terus diperbaiki. Evaluasi seperti ini adalah kunci untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat,” tegasnya.

Kapolri juga menyampaikan bahwa keberanian untuk menerima kritik adalah langkah awal menuju perubahan yang lebih baik.

Buku-buku ini, katanya, bukan sekadar dokumentasi ide, melainkan panduan moral yang menyatukan pemikiran aktivis, akademisi, dan praktisi dalam satu tujuan besar: Indonesia yang bersih dari korupsi.

Apresiasi mengalir dari berbagai kalangan. Salah seorang peserta, seorang akademisi muda, menyebut acara ini sebagai tonggak penting dalam sejarah pendidikan antikorupsi di Indonesia.

“Buku-buku ini menggugah kesadaran, membuka mata bahwa korupsi bukan hanya persoalan institusi, tapi juga masalah nilai dan moralitas individu,” ujarnya.

Peluncuran buku ini sekaligus menjadi langkah strategis Polri dalam membangun sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari aktivis hingga akademisi.

Sebuah pesan kuat tersampaikan: perjuangan melawan korupsi bukanlah pekerjaan segelintir orang, melainkan tanggung jawab kolektif yang membutuhkan keterlibatan seluruh elemen bangsa.

Dengan tekad dan langkah nyata, Polri menunjukkan komitmennya untuk menjadikan kritik sebagai pijakan perubahan.

Seperti lilin yang menerangi dalam kegelapan, dua buku ini diharapkan mampu menjadi cahaya pencerahan dalam membangun budaya antikorupsi yang kokoh di Indonesia. (*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *