JURNALPOLRI.MY.ID, Sumut – Rendi Arif Pratama, siswa Pendidikan dan Pembentukan Bintara (Diktukba) Inklusif Polri dari jalur disabilitas, kini menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumatera Utara (Sumut). Rendi bukan siswa biasa—dia adalah atlet paralimpik yang punya sederet prestasi di cabang atletik. Pemuda berusia 17 tahun ini punya tekad kuat untuk jadi abdi negara, mengikuti jejak ayahnya, Serka Hendri Saputra, seorang prajurit TNI AD.
Mimpi Jadi Polisi dari TikTok
Awalnya, Rendi nggak kepikiran buat jadi polisi. “Sebelum Polri buka penerimaan untuk disabilitas, cita-cita saya pengen jadi guru,” katanya. Namun, semua berubah saat dia scroll TikTok dan nemu info soal penerimaan Bintara Polri untuk penyandang disabilitas. “Pas lihat FYP ada penerimaan khusus, saya langsung bilang ke orang tua. Mereka langsung support penuh,” tambah Rendi.
Rendi, yang merupakan peraih medali perunggu di Peparpernas X 2023 untuk cabang lari cepat 100 meter, langsung bergerak cepat. Dia dan orang tuanya mengunjungi Polres Deli Serdang untuk cari tahu syarat-syaratnya. “Di sana saya langsung dapet nomor pendaftaran dan mulai siapin fisik dan akademik buat tes,” katanya.
Perjuangan di Balik Ejekan dan Kemandirian
Rendi nggak selalu punya hidup yang mudah. Sejak kecil, dia harus menghadapi perundungan dari teman-temannya. “Saya diejek waktu kelas 3 SD, dibilang cacat. Tapi saya nggak mau tenggelam dalam kesedihan. Saya mikir, ‘Apakah saya harus sedih terus? Jawabannya: nggak!’” ceritanya penuh semangat.
Didikan orang tuanya juga nggak main-main. Ibunya pernah ngunci Rendi di ruangan dan baru mau buka pintu kalau Rendi bisa pake baju sendiri. “Waktu itu saya ketuk pintu, bilang udah bisa pakai baju sendiri. Ibu langsung nangis terharu,” kenangnya. Rendi belajar kemandirian sejak dini, dan itu jadi modal besar buat dirinya.
Pendidikan Polisi yang Mengubah Hidup
Begitu masuk SPN Polda Sumut, Rendi mengaku kaget. Disiplin tinggi dan kehidupan yang serba cepat jadi tantangan baru buatnya. “Yang bikin saya kaget waktu pertama disuruh cepat-cepat pakai baju dan sepatu. Dulu saya nggak rapi, sekarang saya jauh lebih rapi,” katanya sambil tertawa.
Tapi bukan cuma soal disiplin, Rendi juga merasakan hal yang bikin dirinya bangga. “Di sini saya diperlakukan sama seperti siswa lainnya. Nggak ada yang beda, semuanya rata,” kata Rendi. Dia bersyukur karena pengasuh dan teman-temannya memperlakukannya setara.
Kebijakan Inklusif Polri
Rendi adalah salah satu dari 16 penyandang disabilitas yang direkrut Polri di tahun 2024 ini. Kebijakan inklusif ini lahir dari visi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang yakin bahwa penyandang disabilitas juga bisa jadi anggota Polri yang berkontribusi penuh. “Kami yakin penyandang disabilitas mampu melakukan pekerjaan kepolisian,” ujar Irjen Dedi, Asisten Kapolri Bidang SDM.
Semangat Rendi untuk Masa Depan
Rendi nggak cuma jago di lapangan atletik. Dia juga punya kemampuan di bidang komputer, yang dia pelajari dari ayahnya. “Saya yakin kemampuan saya di komputer bisa berguna buat Polri,” katanya. Dengan segala persiapan fisik, mental, dan keahlian, Rendi siap menatap masa depan sebagai abdi negara yang membanggakan.
Rendi Arif Pratama adalah bukti bahwa keterbatasan bukan halangan untuk meraih mimpi. Dengan semangat pantang menyerah dan dukungan penuh dari keluarganya, Rendi siap jadi sosok inspiratif di Polri. (*)