JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Pagi baru menyapa halaman Mapolres Sidrap, Selasa (8/4/2025), ketika barisan seragam cokelat mulai membentuk formasi rapi.
Langit tampak bersih, seolah ikut merayakan kembalinya ritme kerja setelah jeda panjang libur Idulfitri 1446 H.
Di tengah keheningan apel pagi itu, langkah tegas KOMPOL Sulkarnain, Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Sidrap, memecah suasana.
Dengan suara tenang namun penuh ketegasan, ia memimpin langsung apel perdana usai libur lebaran.
Apel ini bukan sekadar rutinitas. Di balik formasi yang tegak, ada pesan penting yang disampaikan: momentum untuk menyatukan semangat kembali, menyambung kembali komitmen pelayanan, dan membangun kesiapan menghadapi tantangan tugas pasca liburan.
“Libur telah usai, kini saatnya kita kembali pada ritme pelayanan. Tingkatkan kedisiplinan dan soliditas, karena masyarakat menanti hadirnya kita sebagai pelindung dan pengayom,” ujar KOMPOL Sulkarnain, menatap satu per satu anggotanya.
Ia mengapresiasi para personel yang tetap profesional selama masa cuti bersama. Meski sebagian besar masyarakat menikmati waktu bersama keluarga, sejumlah personel Polres Sidrap tetap siaga menjalankan tugas di lapangan.
Dari penjagaan obyek vital hingga pengamanan arus mudik dan balik, mereka hadir menjaga rasa aman.
Namun Sulkarnain tak berhenti di pujian. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga sikap humanis dalam setiap tindakan.
Menurutnya, kekuatan Polri bukan hanya terletak pada kewenangan, tetapi juga pada kepercayaan publik yang tumbuh dari pendekatan yang santun dan empatik.
“Jaga komunikasi yang baik dengan masyarakat. Jangan biarkan sekat antara petugas dan warga. Semakin dekat kita dengan mereka, semakin mudah kita menjaga keamanan bersama,” ujarnya.
Tidak hanya masyarakat, sinergi dengan instansi lain juga menjadi sorotan. Dalam penekanan arahannya, Wakapolres menegaskan bahwa keamanan daerah bukan tanggung jawab tunggal kepolisian, melainkan hasil kolaborasi semua elemen.
Pagi itu, apel di Mapolres bukan hanya soal barisan dan arahan. Ada energi baru yang terasa mengalir: semangat untuk kembali melayani, menjaga, dan mengayomi setelah sejenak berhenti.
Sebab bagi mereka yang berseragam, tugas tak pernah benar-benar libur. Dan kini, setelah gema takbir berlalu, waktunya kembali menjejakkan kaki di jalan pengabdian. (*)