Sidrap, JURNALPOLRI.MY.ID – Serka Ahmadi, Babinsa Koramil 1420-01/Panca Lautang, turun langsung ke Pasar Sentral Bilokka, Jumat pagi (9/5/2025), buat ngecek stok dan harga bahan pokok. Aksi ini dilakukan sekitar pukul 09.00 WITA di Pasar Sentral Bilokka, Desa Bilokka, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap.
Tujuannya jelas, untuk kumpulin data teritorial—terutama dari aktivitas pasar yang jadi nadi ekonomi warga. Lewat pemantauan ini, Serka Ahmadi bisa tahu langsung kondisi lapangan: apa aja kebutuhan pokok yang naik, stok aman atau enggak, sampai respons pedagang.
Semua info itu nantinya jadi bahan penting buat mendukung peran TNI dalam menjaga stabilitas wilayah dari sisi sosial ekonomi.
“Pengecekan harga sembako dilakukan Babinsa, seperti pada harga kebutuhan antara lain seperti cabai, bawang merah, termasuk juga Ikan, daging sapi, minyak goreng, beras, serta lainnya yang sering terjadi kenaikan harga belakangan ini, tidak hanya itu, monitoring di pasar juga sebagai upaya untuk menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat terutama harga-harga bahan pokok,” ujar Babinsa.
Serka Ahmadi mengatakan, pengecekan sembako ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Koramil 1420-01/Panca Lautang bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan pokok yang dilakukan para pedagang pasar tersebut.
”Babinsa berharap, kebutuhan bahan pokok masyarakat tercukupi, sehingga tidak ada keresahan untuk masyarakat dan harga sembako akan tetap stabil,” ucapnya.
Dengan mata jeli dan kepedulian tinggi, Serka Ahmadi tak hanya mencatat angka-angka harga sembako, tapi juga menangkap kegelisahan yang mungkin tak terucap dari para pedagang.
Langkah ini bukan sekadar rutinitas, tapi cermin nyata bahwa peran Babinsa kini jauh lebih luas—bukan cuma soal keamanan, tapi juga menyangkut denyut ekonomi rakyat kecil.
Lalu, ketika seorang Babinsa seperti Serka Ahmadi rela menyusuri lorong-lorong pasar demi memastikan dapur warga tetap mengepul, apa kabar kita yang hanya jadi penonton?
Masihkah kita mau diam, saat harga naik pelan-pelan? Pertanyaan ini semestinya menggugah—karena di balik stabilnya sembako, ada ketulusan yang tak pernah dimuat dalam struk belanja. (*)