Example floating
Example floating
banner 970x200
Headline

Suara dari Pesisir: Warga Torete Tantang PT MIS Soal Dampak Lingkungan dan Janji Kesejahteraan

49
×

Suara dari Pesisir: Warga Torete Tantang PT MIS Soal Dampak Lingkungan dan Janji Kesejahteraan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Morowali, JURNALPOLRI.MY.ID — Rapat sosialisasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) antara PT Mineral Indo Sumberdaya (PT MIS) dan masyarakat Desa Torete, Kecamatan Bungku Pesisir Selatan, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, berlangsung hangat, Selasa (28/10/2025).

Suasana pertemuan yang digelar di balai desa itu penuh perhatian, ketika perusahaan tambang tersebut memaparkan rencana aktivitasnya di wilayah pesisir yang menjadi rumah bagi lima suku dengan mayoritas beragama Islam.

banner 300x600

Hadir dalam kegiatan itu perwakilan aparat keamanan, antara lain Aipda Eko Setiawan dari Polsek Bungku Pesisir serta Serda Aksan mewakili Koramil 1311.

Kepala Desa Torete, Amrin, S.Sos, turut memberikan sambutan pembuka yang menyoroti pentingnya keterbukaan dan kesiapan menghadapi perubahan sosial serta lingkungan akibat investasi pertambangan.

Warga Desa Torete menghadiri rapat sosialisasi AMDAL bersama PT. MIS di balai desa, membahas dampak lingkungan dan sosial rencana kegiatan pertambangan di Morowali.
Suasana rapat sosialisasi AMDAL antara PT. Mineral Indo Sumberdaya (PT. MIS) dan masyarakat Desa Torete, Kecamatan Bungku Pesisir Selatan, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Selasa (28/10/2025).

“Kita tidak bisa menolak perubahan. Tapi yang terpenting adalah bagaimana dampaknya bisa kita kelola bersama — lingkungan, sosial, dan ekonomi harus tetap seimbang,” ujar Amrin dengan nada tegas.

Desa Torete sendiri memiliki populasi sekitar 962 jiwa dengan 185 rumah tangga yang menggantungkan hidup dari pertanian, nelayan, dan usaha kecil di sekitar pesisir. Bagi warga, kehadiran PT MIS membawa harapan baru, namun juga menimbulkan kekhawatiran.

Ketua BPD Torete, Baharun Basri, dalam kesempatan itu menyampaikan agar perusahaan benar-benar memperhatikan kearifan lokal dan keberlanjutan ekosistem.

“Jangan hanya datang membawa alat berat, tapi juga bawa tanggung jawab sosial,” katanya.

Pihak PT MIS dalam pemaparannya mengakui bahwa setiap kegiatan industri pasti menimbulkan dampak. Namun, mereka menegaskan komitmen untuk menjalankan proses sesuai peraturan dan memperhatikan masukan masyarakat.

“Kami tidak datang untuk merusak, tapi untuk membangun. Semua masukan akan kami catat. Tujuan kami jelas, ingin mengangkat derajat masyarakat Bungku Pesisir,” ujar perwakilan PT MIS di hadapan peserta rapat.

Sosialisasi ini menjadi ajang terbuka bagi warga untuk menyuarakan uneg-uneg. Beberapa tokoh masyarakat menyoroti potensi kerusakan laut dan lahan yang bisa mengganggu sumber penghidupan mereka.

Warga berharap agar setiap kegiatan tambang tidak sekadar memberikan janji, tetapi benar-benar membawa perubahan yang adil dan berkelanjutan.

“Kami ingin kerja sama yang nyata. Jangan sampai desa kami hanya jadi penonton di tanah sendiri,” tutur salah satu tokoh muda Torete.

Diskusi pun berjalan dua arah dengan suasana penuh kehati-hatian. Aparat TNI dan Polri yang hadir memantau agar kegiatan berjalan tertib dan kondusif.

Meski rapat usai menjelang sore, percakapan tentang masa depan Desa Torete belum berakhir. Masyarakat masih menunggu kepastian tindak lanjut dari hasil sosialisasi tersebut, termasuk bagaimana bentuk kerja sama konkret antara PT MIS dan pemerintah desa.

Rapat sosialisasi AMDAL itu menjadi titik awal penting bagi Torete — sebuah desa kecil di pesisir Morowali yang kini menatap masa depan di antara harapan kesejahteraan dan kekhawatiran terhadap alamnya.

Editor: Hartono

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *