Jakarta, JURNALPOLRI.MY.ID – Sukarni, 48 tahun, petani ulet asal Dusun Jawa, Desa Lembang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, mengaku hidupnya kini lebih tenang.
Dulu, tiap musim tanam jagung datang, ia harus berjibaku dengan keterbatasan alat, modal, dan hasil panen yang tak seberapa.
Namun sekarang, semua tantangan itu terasa jauh lebih ringan. Sukarni menemukan harapan baru ketika bergabung dalam Koperasi Teguh Sejahtera Bengkayang—sebuah langkah kecil yang mengubah banyak hal dalam kehidupannya sebagai petani.
Di mana Sukarni menanam jagung? Tak disangka, lahannya berada di kawasan strategis Lanud Harry Hadisoemantri, Kecamatan Sanggau Ledo.
Semua berrubah saat koperasi mulai memberi dukungan teknis, akses bibit unggul, serta semangat gotong royong antarpetani.
Sukarni kini tahu, bagaimana dan dengan siapa ia bisa memperjuangkan masa depan pertanian jagung di Kalbar dengan lebih percaya diri.
“Dibantu Pak Medianto (Kabaglog Polres Bengkayang, Kompol Medianto),” ujar Sukarni, Minggu (8/6/2025).
Ia menyampaikan bahwa bantuan dari Polri sangat membantu para petani dalam mengoptimalkan hasil panen jagung. Berkat sinergi tersebut, kelompok tani di Bengkayang berhasil menggelar panen raya jagung pada Kamis (5/6/2025).
“Adanya bantuan dari Polri ini membuat kami, para petani, merasa sangat terbantu melalui kerja sama dalam koperasi. Kami bisa bekerja lebih optimal, mulai dari pengolahan lahan, perawatan, hingga panen raya. Kini kami benar-benar merasakan manfaat dari keberadaan koperasi,” ujar Sukarni.
Sebelum keterlibatan Polri, para petani menghadapi berbagai hambatan, terutama dari keberadaan tengkulak yang membatasi kebebasan petani dalam menentukan harga hasil panen.
Padahal, sebagian besar petani mengelola lahan dengan biaya sendiri, termasuk alat pertanian.
“Dulu kami modal sendiri dan bergantung pada tengkulak. Kami tidak leluasa, terutama dari segi peralatan dan proses perawatan tanaman,” ungkapnya.
Kini, dengan hadirnya koperasi yang bekerja sama dengan Polres Bengkayang dan Polda Kalbar, serta keterlibatan akademisi seperti Prof. Ali Zum Mashar dari IPB, pengetahuan petani tentang pengolahan lahan juga semakin meningkat.
“Dengan adanya koperasi dan bimbingan dari Prof. Ali, kami merasa sangat terbantu. Kami mendapatkan pupuk Bligo dari awal hingga panen. Dulu satu tongkol, sekarang bisa dua. Itu sangat membantu meningkatkan hasil panen kami,” tuturnya.
Sukarni berharap kolaborasi antara Polri, TNI, dan masyarakat, khususnya para petani, terus berlanjut untuk menjamin stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kami berharap ke depan kolaborasi antara kepolisian dan petani bisa terus berlanjut. Dengan adanya koperasi dan bantuan dari kepolisian, kami berharap harga bisa stabil,” ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menghadiri panen raya jagung serentak kuartal II di Kabupaten Bengkayang. Ia menyatakan rasa bahagia karena panen raya ini menjadi bukti keberhasilan peningkatan produksi pangan yang diinisiasi oleh Polri.
“Hari ini saya merasa besar hati dan bahagia. Beberapa waktu lalu kita telah melihat keberhasilan produksi pangan, khususnya komoditas beras. Kini kita melihat hasil yang menggembirakan dari jagung,” ujar Prabowo dalam sambutannya, Kamis (5/6).
Pada kesempatan itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melaporkan bahwa panen raya jagung kuartal II mencapai total produksi antara 1,78 hingga 2,54 juta ton dari lahan seluas 344.524,37 hektare.
Di tengah gemuruh panen raya dan sorak-sorai petani yang kini mulai menuai harapan, nama Sukarni berdiri sebagai cermin keteguhan dan perubahan.
Dari yang dulunya terjepit oleh jerat tengkulak dan keterbatasan alat, kini ia jadi saksi hidup bagaimana kolaborasi antara petani, koperasi, dan institusi negara bisa benar-benar mengangkat derajat petani jagung di Kalimantan Barat.
Sukarni tak lagi berjalan sendiri—ia kini punya sistem, punya dukungan, dan yang terpenting, punya keyakinan bahwa masa depan petani bisa lebih cerah bila ditata bersama. (*)