JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Tambang pasir ilegal yang baru beroperasi tiga pekan milik Bakri alias Laco telah menyebabkan dampak besar bagi lingkungan sekitarnya, terutama bagi para siswa dan sekolah di sekitarnya. Jalan menuju sekolah yang sebelumnya masih layak dilalui, kini menjadi jalur berbahaya dan berisiko tinggi bagi para pengguna, terutama siswa.
Seiring dengan aktivitas tambang yang semakin masif, kondisi jalan semakin memburuk. Pihak penambang mencoba memperbaiki dengan menimbun jalan menggunakan batu dan tanah. Namun, alih-alih memperbaiki, usaha tersebut justru menambah bahaya. “Bukan menjadi baik malah memakan korban kecelakaan tunggal yang dialami oleh para peserta didik yang sampai saat ini telah mencapai 5 orang,” ungkap Jusdia Panribe Azis, seorang tenaga pendidik di SMAN 9 Sidrap, Kamis (20/06/2024).
Kerusakan jalan ini tidak hanya membahayakan keselamatan para siswa, tetapi juga berdampak serius pada penerimaan peserta didik baru di SMAN 9 Sidrap. Jusdia menjelaskan bahwa penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2024-2025 turun drastis sebesar 50% dibandingkan tahun lalu. “Jika tahun lalu SMAN 9 Sidrap menerima 70 siswa, saat ini hanya 35 orang saja yang mendaftar. Kondisi ini membuat pihak sekolah dan masyarakat rugi materiil dan immateriil,” tambahnya.
Penurunan jumlah pendaftar ini menjadi pukulan telak bagi sekolah dan masyarakat sekitar. Banyak orang tua khawatir mengirim anak-anak mereka ke sekolah dengan kondisi jalan yang begitu buruk dan berbahaya. Ketakutan akan kecelakaan semakin memperparah situasi.
Kondisi ini memaksa pihak sekolah untuk mencari solusi agar pendidikan tidak terhambat. Namun, upaya ini tentu tidak mudah tanpa dukungan dari pihak penambang dan pemerintah daerah. Jusdia Panribe Azis menegaskan pentingnya perbaikan jalan yang lebih serius dan berkelanjutan, bukan hanya tambal sulam yang justru membahayakan pengguna jalan.
Dampak buruk dari aktivitas tambang ini mengundang perhatian berbagai pihak. Tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga mengancam masa depan pendidikan anak-anak di Sidrap. Penurunan jumlah murid baru yang begitu drastis menunjukkan betapa seriusnya dampak kerusakan jalan ini. Pemerintah daerah dan pihak penambang harus segera mengambil tindakan tegas untuk memperbaiki kondisi ini sebelum semakin banyak korban berjatuhan.
Desakan dari masyarakat dan pihak sekolah semakin kuat agar ada perbaikan signifikan. Jalan yang aman dan layak adalah hak dasar yang harus dipenuhi untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan para siswa dalam menuntut ilmu. Tanpa itu, harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di Sidrap akan semakin suram.
Kondisi jalan yang rusak dan berbahaya akibat aktivitas tambang ini harus menjadi perhatian utama. Tidak hanya demi keselamatan para siswa, tetapi juga demi keberlangsungan pendidikan yang berkualitas di wilayah ini. Tanpa tindakan segera, dampak negatif ini akan terus berlanjut dan mengorbankan masa depan generasi muda.
Tambang Bakri yang seharusnya membawa keuntungan ekonomi, kini justru menjadi bumerang bagi masyarakat sekitar. Keuntungan finansial yang didapatkan tidak sebanding dengan kerugian yang diderita oleh para siswa dan sekolah. Pemerintah dan pihak penambang harus segera berkolaborasi untuk menemukan solusi jangka panjang yang dapat memastikan jalan kembali aman dan layak dilalui, demi masa depan pendidikan yang lebih cerah bagi anak-anak Sidrap. (*)