JURNAL POLRI, -TULUNGAGUNG
Polres Tulungagung menggelar konferensi pers ungkap kasus Lakalantas yang melibatkan bus Bagong dan sebuah sepeda motor di jalan nasional masuk wilayah Desa Pulerejo, Kecamatan Ngantru, Tulungagung.
Konferensi pers dipimpin langsung oleh Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdianto, didampingi oleh para pejabat utama (PJU) dan Kasi Humas Polres Tulungagung.
Kapolres Tulungagung, AKBP Taat Resdi, memberikan update terkait kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Bus Bagong dan sepeda motor di Jalan Raya Ngantru, Desa Pulerejo, Kecamatan Ngantru. Kecelakaan yang terjadi pada 1 Oktober 2024 ini menyebabkan dua pengendara motor meninggal dunia. Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan lalu lintas di wilayah tersebut, yang sering kali disebabkan oleh kelalaian pengemudi dan kondisi jalan yang kurang memadai.
Kapolres menjelaskan bahwa tersangka, M Yanuar Ali Sabana, akan dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Tulungagung beserta barang bukti pada 6 November 2024. Tersangka dijerat dengan pasal 311 ayat 5 dan pasal 310 ayat 4 Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dengan ancaman hukuman maksimal 24 tahun penjara dan denda Rp 24 juta. Proses hukum ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pengemudi lain agar lebih berhati-hati di jalan.
Dalam konferensi pers tersebut, Kapolres juga menyoroti pentingnya peningkatan kesadaran berlalu lintas di kalangan masyarakat. Ia mengimbau para pengendara untuk selalu mematuhi aturan lalu lintas dan menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm dan sabuk pengaman. Selain itu, pihak kepolisian akan meningkatkan patroli dan pengawasan di titik-titik rawan kecelakaan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Keluarga korban yang hadir dalam konferensi pers tersebut menyampaikan rasa duka yang mendalam dan berharap agar keadilan dapat ditegakkan. Mereka juga mengapresiasi langkah cepat pihak kepolisian dalam menangani kasus ini. “Kami berharap tidak ada lagi keluarga yang harus merasakan kehilangan seperti kami,” ujar salah satu anggota keluarga korban.
Sementara itu, pihak manajemen Bus Bagong menyatakan akan bekerja sama penuh dengan pihak berwenang dalam proses penyelidikan. Mereka juga berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem operasional dan pelatihan pengemudi untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. “Keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya adalah prioritas utama kami,” kata juru bicara perusahaan.
Kecelakaan ini juga memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk aktivis keselamatan jalan raya yang mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan dan meningkatkan edukasi keselamatan berlalu lintas. Mereka menekankan bahwa upaya pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari penegakan hukum hingga perbaikan fasilitas jalan.
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan semua pihak dapat lebih waspada dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas. Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama, dan setiap pengendara memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pengguna jalan.
Pewarta ; bayu
