JURNALPOLRI.MY.ID, Sidrap – Senja mulai turun di Kecamatan Baranti, Sidrap. Langit yang berwarna jingga menjadi pertanda waktu berbuka puasa semakin dekat.
Di tengah hiruk-pikuk kendaraan yang melintas, ada pemandangan berbeda di depan Mako Polsek Baranti, Jumat (21/03/2025).
Beberapa anggota polisi, bersama Bhayangkari, berdiri di tepi jalan dengan senyum ramah.
Mereka bukan sedang mengatur lalu lintas atau menggelar razia, melainkan membagikan takjil gratis untuk para pengendara dan warga sekitar.
Dipimpin langsung oleh Kapolsek Baranti, AKP Zakariah, aksi berbagi ini menjadi bentuk kepedulian Polri terhadap masyarakat, khususnya mereka yang masih dalam perjalanan saat azan Magrib berkumandang.
“Kami ingin berbagi kebahagiaan dengan masyarakat, terutama bagi mereka yang masih dalam perjalanan saat waktu berbuka tiba. Semoga ini bisa menjadi berkah bagi kita semua,” ujar Kapolsek Baranti, AKP Zakariah.
Tanpa ragu, satu per satu pengendara yang melintas menerima kotak takjil berisi makanan ringan dan minuman segar.
Wajah lelah mereka seketika berubah cerah, senyum dan ucapan terima kasih pun berulang kali terdengar.
Seorang pengendara, Ari (32), yang baru pulang kerja dari Pangkajene, tampak begitu bersyukur menerima takjil.
“Kadang karena kesibukan, saya belum sempat beli makanan berbuka. Alhamdulillah, dapat takjil dari Polsek Baranti. Terima kasih banyak,” ujarnya sambil tersenyum.
Bukan hanya pengendara, beberapa warga sekitar yang kebetulan melintas juga mendapat bagian.
Bagi mereka, ini bukan sekadar soal makanan, tapi lebih pada hangatnya kepedulian yang jarang ditemui di tengah kesibukan kota.
Kegiatan berbagi takjil ini bukan pertama kali dilakukan oleh Polsek Baranti. Setiap tahunnya, di bulan Ramadhan, mereka rutin turun ke jalan membagikan makanan berbuka bagi masyarakat.
Selain mempererat hubungan dengan warga, aksi ini juga menjadi wujud nyata bahwa Polri bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga sahabat masyarakat yang selalu hadir di momen-momen penting.
Di tengah jalanan yang mulai sepi setelah waktu berbuka, tersisa senyum dan rasa syukur dari mereka yang mendapat rezeki tak terduga sore itu.
Karena di bulan yang suci ini, berbagi bukan soal seberapa banyak yang diberikan, tetapi seberapa tulus keikhlasan yang disampaikan. (*)
