JURNALPOLRI.MY.ID, Makassar, 27/11/2024 – Di balik jeruji, semangat demokrasi tetap menyala. Pemungutan suara khusus bagi tahanan dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Selatan telah terlaksana dengan lancar dan aman.
Rumah Tahanan (Rutan) Polri di bawah pengelolaan Dit Tahti Polda Sulsel menjadi saksi bisu bahwa hak asasi tidak memudar meski dibatasi tembok tinggi.
Sebanyak 511 tahanan, dari total 1.191 yang tersebar di Dit Tahti dan Sat Tahti Polres jajaran Polda Sulsel, dengan penuh antusias menyalurkan hak pilihnya.
“Khusus di Dit Tahti Polda Sulsel, dari 157 tahanan yang ada, sebanyak 154 orang telah menggunakan hak pilih mereka. Angka ini menunjukkan bahwa demokrasi tidak mengenal diskriminasi, bahkan di dalam rutan,” ungkap Kombes Pol Didik Supranoto, Kabid Humas Polda Sulsel, dalam keterangannya yang menyejukkan hati.
Proses pemungutan suara ini dijalankan melalui sistem TPS mobile yang dikelola oleh TPS 19, 20, 21, dan 22 di Kecamatan Biringkanaya.
Dengan pengamanan ketat dari 32 personel, pelaksanaan berlangsung tanpa hambatan, menghadirkan suasana yang tertib dan penuh rasa tanggung jawab.
Setiap suara yang tercipta dalam bilik sederhana itu seolah meneriakkan harapan, meski sunyi dalam ruang terbatas.
“Selama proses berlangsung, situasi berada dalam kondisi aman dan terkendali. Tidak ada kejadian menonjol yang mengganggu jalannya pemungutan suara,” tambah Kombes Pol Didik, memberikan kelegaan atas suksesnya momen ini.
Langkah ini bukan hanya tentang menjalankan kewajiban hukum, tetapi juga mencerminkan komitmen kuat Polda Sulsel terhadap prinsip demokrasi yang inklusif.
Meski berstatus sebagai tahanan, hak untuk memilih tidak dirampas. Sebaliknya, hak itu dihormati, membuktikan bahwa keadilan dan demokrasi berjalan seiring di Sulawesi Selatan.
Di balik kesederhanaan pemungutan suara di rutan, ada pesan besar yang menginspirasi: bahwa keadilan adalah milik semua orang, tanpa memandang status atau kondisi.
Pilkada kali ini bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang membuktikan bahwa setiap suara memiliki arti, bahkan suara yang lahir dari balik jeruji. (*)
